Dengan penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya, permintaan daging
di Indonesia sangat banyak. Namun permintaan yang banyak tersebut tidak
diimbangi dengan produksi yang memadai. Sehingga negeri kita ini masih
mengandalkan impor daging. Memang peternakan di Indonesia ini semakin
bertambah banyak, namun masih dalam skala kecil. Jika ditotal, produksi
daging dalam negeri hanya mencapai sekitar 400.000 ton/tahun.
Sehingga
masih terbuka peluang bagi siapapun yang ingin berbisnis daging,
khususnya daging kambing.
Mengenal Jenis Kambing Potong
Banyak sekali jenis kambing
yang tersebar di seluruh dunia ini. Di Indonesia sendiri mencapai
puluhan jenis kambing yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Namun
yang paling umum dikembangkan yaitu ternak kambing kacang dan ternak
kambing peranakan etawa.
1. Kambing Kacang
Kambing kacang merupakan ras unggulan yang pertama kali dikembangkan di
Indonesia. Ciri dari kambing kacang yaitu badan yang relatif pendek dan
kecil. Memiliki telinga yang tegak namun pendek, bertanduk yang jantan
maupun betina, lehernya pendek dan bagian punggung meninggi. Warna bulu
kambing kacang bervariasi, warna tunggal hitam, merah, coklat atau ada
pula yang belang hitam dan putih. ini lebih lengkapnya tentang kambing kacang.
Ciri-Ciri Kambing Kacang adalah :
- Warna bulu putih, hitam, cokelat dan bulunya pendek
- Memiliki tanduk yang melengkung ke atas sampai ke belakang
- Telinga pendek dan menggantung.
- Janggut selalu terdapat pada jantan, sementara pada betina jarang ditemukan.
- Leher pendek dan punggung melengkung.
- Tinggi tubuh (gumba) jantan 60-65 cm dan betina 56 cm.
- Bobot kambing jantan dewasa rata-rata 25 kg dan betina dewasa 20 kg.
Pada dasarnya kambing peranakan etawa yaitu penghasil susu. Namun dapat
pula digunakan sebagai penghasil daging, terlebih kambing yang sudah
melewati masa subur. Ciri-ciri kambing peranakan etawa yaitu telinga
menggantung dan agak kaku, panjangnya 15-30 cm. Warna bulu bervariasi
antara coklat dan hitam, bulunya tebal dan agak panjang di pundak dan di
bawah leher untuk yang jantan. Untuk kambing betina bulu bagian bawah
ekornya yang agak panjang. ini lebih lengkapnya tentang kambing etawa / pe.
Ciri-ciri Kambing Peranakan Etawa (PE) Adalah :
- Warna bulu beragam mulai dari merah coklat, belang putih, bercak hitam atau kombinasi dari ketiga warna.
- Bagian belakang terdapat bulu yang lebat dan panjang.
- Kepala terliaht tegak
- Memiliki tanduk yang melengkung ke belakang
- Telingan melebar dan menggantung
- Tinggi gumba jantan sekitar 90-100 cm, sedangkan betina 70-90 cm
- Panjang badan sekitar 85-105 cm untuk jantan dan 65-85 untuk betina
- Bobot dewasa jantan mencapai 90 Kg, sedangkan betina dewasa mencapai 70 Kg.
3. Kambing Etawa Senduro
Kambing etawa Senduro merupakan kambing yang berasal dari sebuah Desa yang kita kenal dengan
nama desa Senduro. Sebuah desa yang berlokasi di dekat gunung simeru,
kabupateng lumajang, Jawa Timur. Pada waktu, tahun 1940an, Kambing
Jamnapari ras dari etwah, Uttar Prades dibawa oleh Presiden Pertama RI,
kemudian sekitar tahun 1947, kambing ini dikawin silangkan dengan
kambing lokal lumajang (kambing menggolo), kambing menggolo mempunyai
ukuran yang lebih bear dari kambing kacang, maka hasil persilangan ini
kita sebut dengan kambing etawa Senduro.
- Mempunyai corak warna yang utama adalah warna putih.
- Jarang mempunyai tanduk, oleh karena itu disebut etawa gundul senduro.
- Mempunyai kuping, panjang, lemas, terpilin sampai 50 cm.
- Mempunyai postur panjang, tinggi dan lebih tebal, tingi untuk jantan dapat mencapai 120 cm untuk jantan.
Kambing etawa senduro atau yang biasa
kita ketahui dengan nama etsen adalah salah satu jenis kambing etawa di
Nusantara, selain kambing kambing jenis kaligesing Kambing etawa
senduro sangat terkenal di pasar hewan kambing di Pulau Jawa dan Malaysia.
Berikut ini merupakan keunggulan dari Kambing Etawa Senduro.
- Kambing Etawa Jenis Senduro memiliki ketebalan tubuh, ini dapat kita liat dari arah depan dan dada kambing. Jadi tidak hanya dengan bulunya aja yang tebal.
- Kambing ini mempunyai ukuran postur tubuh yang bagus, tinggi dan panjang,
- Kambing etawa ras senduro mempunyai bentuk ambing seperti layaknya ambing sapi. Tetapi kambing ini memiliki ciri khusus ambing yaitu kantong kapur. Kantong kanpur membuat ketahanan yang kuat dan menghasilkan susu yang maksimal saat diperah. Berbeda dengan kambing yang mempunyai ambing botol. Kantong Kanpur juga dimiliki oleh kambing seanen, ini alasan beberapa peternak yang memelihar kambing seanen yang memilki kantong konpur yang besar.
- Kambing jenis senduro ini mempunyai harga yang normal untuk kita ternakkan seusuai dengan besarnya kambing tersebut. Berbeda dengan kambing jenis lain, misalnya kambing ras kaligesing, harganya bisa selangit, yang banyak ditentukan oleh nila estetika atau seni kambing tersebut misalnya, bentuk kepala, bentuk telinga, panjang telinga, lebatnya bulu, warna kepaa, dll.
- Bisa menghasilkan bibit yang unggul. Bentuk dan ketebalan tubuh adalah keunggulan dari kambing etawa senduro.
- Cara memelihara hampir sama dengan ternak kambing lainnya.
Selain memiliki keunggulan diatas, memelihara dan menternakkan kambing ini juga memiliki keuntungan sebagai berikut:
- Kambing etawa senduro tidak dibagi dengan berbagai criteria semacam kelas A, B,C, D. Pemagian kelas ini tentunya sangat membingungkan kita sebagai ternak yang awam. Kadang kadang kambing kelas C bentuk tubuhnya lebih besar dari kelas B, namun harga kelas B lebih mahal dari kelas C, kareni diliat dari faktor estetika dari kambing. Tentunya hal ini tidak masuk akal bagi peternak yang berfokus pada kambing pedaging dan menghasilkan susu.
- Biaya usaha diawal tidak mahal. Kita jika memiliki modal yang agak kecil, kita sudah mampu memiiki kambing etawa senduro dengan kualitas yang baik dan unggul untuk kita ternakkan sebagai kambing pedaging dan penghasil susu.
- Kita dapat dengan udah menjual kambing etawa, karena harga kambing ini lebih masuk akal. Kita menjualnya untuk kebutuhan konsumen, atau kambing kurban.
- Ketebalan daging dan postur kambing etawa senduro, mempunyai keuntungan tersendiri, Dan bentuk ambing yang ideal akan mengahasilkan susu kambing yang maksimal.
- Kambing betina etawa senduro ini mempunyai dua manfaat yaitu menghasilkan susu kambing dan sekaligus sebagai kambing pedaging.
- Dapat menghasilkan keturunan yang unggul jika dikawin silang dengan kambing lain, sehingga akan menghasilkan kambing yang unggil juga.
- Dapat mengurangi resiko, jika segai
peternak, resiko dalam usaha pasti selalu ada, untuk kambing bisa
terjadi kematian. Misalnya jika kambing etawa yang mahal dan mati, maka
peternak akan mengalami kerugian yang sangat banyak. Tetapi jika kambing
etawa yang mempunyai harga yang masuk akal, maka peternak tidak akan
mengalami kerugian yang begitu besar jika kambing etawa senduro miliknya
mati.
Daftar Harga Kambing Peranakan Etawa (PE) Terbaru 2018
Jenis KelaminUmurTinggiHargaBetina3-5 bulan60 cmRp 1.000.0006-7 bulan65 cmRp 1.500.0008-12 bulan70 cmRp 2.000.00012-24 bulan75 cmRp 2.500.000Daftar Harga Kambing Etawa Ras Senduro
Jenis KelaminJenisUmurTinggiHargaBetinaCempeKurang 7 bulan65 cm keatasRp 1.500.000Dara8 bulan – 1 tahun70 cm keatasRp 2.000.000Laktasi 1,2 & 3diatas 1 tahun75 cm keatasRp 2.500.000Laktasi 1,2 & 3diatas 1 tahun80 cm keatasRp 3.000.000Laktasi 1,2 & 3diatas 1 tahun85 cm keatasRp 3.500.000Panjang=Tinggi + (2 atau 3 cm)Jenis KelaminJenisUmurTinggiHargaJantanCempe/Penggemukan4-5 Bulan60 cm keatasRp1.600.000Calon PejantanBelum poel65 cm keatasRp2.000.0005 Bulan Siap kawinBelum poel70 cm keatasRp2.500.000Siap kawinPoel80 cm keatasRp3.000.000Siap kawinPoel90 cm keatasRp4.000.000Siap kawinPoel95 cm keatasRp5.000.000Panjang = tinggi + (2 tau 3 cm)Harga kambing diatas sewaktu-waktu dapat berubah tanpa notifikasi pemberitahuan, dan bisa saja terjadi selisih harga di setiap daerah disekitar Anda.
CARA MEMULAI BETERNAK KAMBING
1. Kandang ternak kambing
Jika ingin beternak kambing tentu hal pertama yang harus di
perhatikan juga adalah kualitas dari kandang yang akan di gunakan untuk
tempat kambing. Ukurannya harus sesuai dengan jumlah kambing yang akan
kita pelihara.
Pastikan kandang yang kita buat juga sudah memenuhi standar kualitas, yaitu:
Pastikan kandang yang kita buat juga sudah memenuhi standar kualitas, yaitu:
kandang harus memudahkan kita melakukan
pengawasan terhadap kambing yang ada pada kandang, memudahkan kita dalam
pemberian pakan dan aman serta kuat bagi si kambing.
Kandang yang ingin di buat hendaknya berjarak 10 meter dari rumah
agar menghindari bau yang tidak sedap yang dapat mengganggu aktifitas
sehari – hari. Pada umumnya tipe kandang yang baik bagi ternak kambing adalah yang
berbentuk panggung. Dimana di bagian bawah kandang ada kolong untuk
menampung kotoran, menghindari kebecekan serta kontak langsung dengan
tanah yang bisa jadi tercemar penyakit. Lantai kandang di tinggikan
antara 1 – 2 meter, bak untuk pakan dapat di tempelkan pada dinding
kandang dengan ketinggiannya sebahu kambing.
Dasar kolong kandang bagian pinggir di gali sedalam ±20 cm dan 30-50
cm pada bagian tengah serta di buatkan saluran yang menuju bak penampung
kotoran yang selanjutnya dapat di proses untuk menjadi pupuk kandang.
Ukuran kandang: jika ingin memelihara kambing terpisah, bisa dengan
ukuran 1,5 x 1,5 meter untuk 1 ekor kambing dewasa, jika kambing masih
kecil tapi sudah di sapih bisa muat 2 ekor kambing. Sedangkan bagi
kambing yang baru di lahirkan, kandang ini cukup utuk 2 ekor kambing
kecil beserta induknya.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan kandang agar kambing
tidak mudah terserang penyakit. Jika kandang sudah pernah digunakan oleh
kambing yang terserang penyakit, lebih baik kandang di desinfektan
terlebih dulu. Tapi kalo kambingnya sehat cukup di cuci menggunakan air
bersih saja. Kandang dan lingkungan disekitarnya juga tidak boleh lembab
dan juga bebas dari genangan air, agar tidak di jadikan sarang nyamuk
atau hewan sejenis lain yang dapat menggigit dan menghisap darah si
kambing.
2. Pemilihan Bibit yang bagus
Ada 2 jenis kambing potong yang sering di ternakkan dan paling
populer, yaitu: kambing Kacang atau sering di kenal juga sebagai kambing
Jawa dan kambing Etawa. Kambing Kacang / kambing Jawa cirinya adalah badannya kecil dan
relatif pendek, telinganya juga pendek dan tegak, baik jantan maupun
betinanya memiliki sepasang tanduk, lehernya yang pendek dan punggung
meninggi, warna bulu bervariasi, ada yang tunggal hitam, coklat, merah
atau belang hitam putih dan rasa kambing ini juga enak, banyak yang
menyukainya. Jenis kambing ini lebih mudah perawatannya karena lebih
tahan terhadap penyakit dan memiliki presentase perkembangbiakan yang
bagus.
Sedangkan kambing Etawa ukuran tubuhnya lebih tinggi dan lebih besar
serta telinganya memanjang ke bawah sepanjang 15 – 30 cm. Bagian hidung
ke atas melengkung dan warna bulunya bervariasi antara coklat, putih dan
hitam adalah yang paling sering dijumpai. Bagi kambing jantan memiliki
bulu tebal dan agak panjang di daerah pundak dan di bawah leher,
sedangkan kambing betinanya di bagian bawah ekor. Kambing ini bisa
menghasilkan susu yang banyak, sehingga sering di gunakan juga sebagai
penghasil susu. Tapi, kambing ini juga sangat cocok untuk di jadikan
sebagai kambing penghasil daging.
Setelah mengenal jenis kambing yang akan di pelihara barulah memilih
bibit yang berkualitas dan di butuhkan ketelitian, tentunya kita tidak
ingin salah memilih kambing yang terkena penyakit dan bahkan bisa
menular. Usia kambing yang di jadikan bibit harus sudah mencapai 4
bulan, karena pada saat itu kambing sudah berkonsentrasi pada
pembentukan daging dan lebih mudah untuk di gemukkan.
Pilihlah yang bulunya mengkilap, matanya bening, tidak cacat, kakinya
lurus kokoh dan tumitnya terlihat tinggi. Mulut dan hidung bersih tidak
berlendir, sebagai tanda kambing tidak penyakitan, anusnya pun bersih.
Garis pinggang dan garis punggung tulang belakang lurus, tidak
melengkukng ke bawah. Usia ideal penggemukkan adalah sekitar 8 – 12
bulan. Ukuran badannya juga normal tidak kurus maupun terlalu gemuk /
kelebihan. Sebaiknya juga pilih yang bentuk ekornya melebar bukan yang
berbentuk seperti cambuk. Menurut para peternak, kambing yang memiliki
ekor berbentuk cambuk pembentukan dagingya tidak terlalu maksimal /
terlalu lamban. Sedangkan kambing yang memiliki bentuk ekor melebar
lebih maksimal dalam pembentukan daging, yaitu sekitar 3 bulan.
3. Pemilihan Pakan yang Mencukupi Kebutuhan Gizi
Pakan adalah hal yang terpenting untuk menunjang proses penggemukan
kambing, yaitu suatu aktivitas pemeliharaan kambing yang sebelumnya
dalam kondisi kurus selanjutnya di tingkatkan berat badannya melalui
proses pembesaran daging yang memakan waktu sekitar 3 – 5 bulan lamanya.
Makanan kambing biasanya berupa hijau – hijauan segar, seperti:
rumput, daun lamtoro, daun turi, daun singkong yang berprotein cukup
tinggi, daun nangka dan daun pepaya. Tapi sebelum memberikan daun –
daunan hijau pada kambing sebaiknya di lakukan penjemuran atau di
layukan terlebih dahulu, sekitar 2 – 3 jam di bawah terik matahari yang
bertujuan untuk menetralkan kemungkinan racun berbahaya yang ada di
dalam daun – daunan hiaju tersebut.
Hijauan yang memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik dan produktivitasnya tinggi, sebagai pakan hijauan yang diberikan baik untuk jenis kambing unggul maupun kambing perah. Berikut adalah hijauan yang kami budidayakan :
3. Turi (Sesbania Grandiflora)
5. ODOT (Pennisetum purpureum)
Rumput odot yang merupakan sumber pakan hijauan bernutrisi tinggi dan sangat baik untuk dikonsumsi secara rutin oleh ternak kambing dan domba.
Hijauan yang memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik dan produktivitasnya tinggi, sebagai pakan hijauan yang diberikan baik untuk jenis kambing unggul maupun kambing perah. Berikut adalah hijauan yang kami budidayakan :
1. Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) :
Daun singkong yang dimanfaatkan bisa berasal dari berbagai varietas
singkong budidaya ataupun dari singkong karet, keduanya sangat mudah
untuk dibudidayakan, hanya dengan menanam batangnya saja pada saat musim
hujan mayoritas dapat tumbuh dengan baik.
Hasil penelitian Ravindran (1991) menunjukkan bahwa daun singkong
mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu berkisar antara 16.7−39.9%
bahan kering dan hampir 85% dari fraksi protein kasar merupakan protein
murni, sedangkan bagian kulit dan onggok memiliki kandungan pati yang
cukup tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber energi. Liem et
al. (1997) melaporkan dari 2.5−3 ton/ha hasil samping tanaman singkong
dapat menghasilkan tepung daun singkong sebanyak 600−800 kg/ha. Lebih
lanjut dijelaskan pemakaian tepung daun singkong dalam formulasi ransum
dapat dijadikan sebagai sumber protein dan konsentrat pada kambing dan
sapi perah (Khang et al. 2000).
Wanapat dan Knampa (2006) melaporkan hay daun singkong dapat
menggantikan pemakaian bungkil kedelai pada sapi perah di daerah tropik.
Selain berfungsi sebagai sumber protein, daun singkong juga berperan
sebagai anti cacing (anthelmintic) dan kandungan taninnya berpotensi
meningkatkan daya tahan saluran pencernaan ternak terhadap
mikroorganisme parasit. Ensilase merupakan salah satu cara pengawetan
daun singkong sebagai pakan ternak (Hang 1998) dan efektif menurunkan
kandungan sianida (HCN) pada ubi kayu setelah 3 bulan ensilase yaitu
dari 289 mg/kg menjadi 20.1 mg/kg (Kavana et al. 2005).
Banyak peternak yang ragu dalam menggunakan daun singkong sebagai pakan
kambing mengingat adanya kandungan sianida yang identik dengan racun.
Selama ini tidak pernah ada kasus kerancunan di kandang EFI, caranya
simple daun singkong sebelum diberikan terlebih dahulu dijemur/dilayukan
atau didiamkan satu malam kemudian keesokan harinya diberikan.
2. Gamal (Gliricidia Sepium) :
Banyak penamaan berbeda di banyak daerah untuk gliricidia ini sbb:
Gamal (Indonesia), Lirikside, liriksidia, Wit Sepiung (Jateng), Johar
Gembiro Loka (DIY). Jawa Timur: Kelorwono, Joharlimo, Johar Bogor.
Sunda: Cebreng, Cepbyer (Jabar), Kalikiria (Ciamis), Angrum (Garut).
Gliricidia kaya akan protein (23% CP) dan kalsium (1,2%). Kandungan
seratnya tinggi (45% NDF) yang membuatnya sangat bagus sebagai sumber
hijauan untuk ternak ruminansia. Permasalahan pada ternak hanya sebatas
palatabilitasnya (kesukaan) saja, mengingat gamal ini memiliki bau
menyengat, untuk mengatasinya sebelum diberikan sebaiknya dijemur atau
dilayukan dan untuk membiasakan berikan pada saat ternak dalam kondisi
lapar.
Budidaya gliricidia bisa dilakukan dengan penanam biji polong yang sudah
tua ataupun dengan penanaman stek dari batangnya. Pemotongan pertama
pohon gamal dianjurkan setelah tanaman berumur 1 tahun. Selang waktu
atau interval pemotongan selanjutnya setiap 3 bulan sekali. Rata-rata
produksi hijauan segar berkisar 2-5 kg per potong per pohon.
Sistem pemangkasan dua kali selama musim hujan dan dua kali selama musim
kering dapat mengurangi peranggasan daun gamal sehingga gamal akan
tetap menghijau sepanjang tahun (Nitis et al., 1991).
Salah satu kendala penggunaan daun turi sebagai pakan ternak adalah
rendahnya produksi biomass dan tidak tahan terhadap pemangkasan.
produksi daun turi pada musim kemarau (1,7 kg/pohon/3-4 bulan) dan musim
hujan (4,1 kg/pohon/2-3 bulan). Akan tetapi, turi relatif tahan
terhadap kekeringan sehingga sangat bermanfaat sebagai sumber pakan
kambing pada musim kemarau. Pada musim kemarau, dimana rumput sangat
sulit didapatkan, turi masih tumbuh subur dan berproduksi dengan baik.
Pemetikan daun turi tidak dilakukan secara total, namun dipetik sebagian
besar daunnya dan menyisakan daun pada pucuknya agar pohon turi tidak
mati.Turi seperti halnya gliricidia dapat dibudidayakan melalui biji dan
ada juga jenis turi yang dapat dibudidayakan dari stek batangnya.
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaannya, daun turi sebaiknya
diberikan pada saat kebutuhan zat-zat makanan meningkat secara drastis,
terutama pada akhir kebuntingan, awal laktasi dan cempe pada mas
pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar angka kematian anak dapat dicegah
dan pertumbuhan anak lebih cepat.
4. Kaliandra (calliandra calothrysus)
Kaliandra digunakan secara luas untuk pakan ternak
karena : daun, bunga, tangkai mempunyai kandungan protein cukup tinggi
20-25%, serta cepat tumbuh dan kemampuan bertunas tinggi setelah
pemangkasan. Kaliandra dapat dibudidayakan melalui biji atau mengambil
anakannya yang sudah berkar dari alam bebas kemudian ditanam di lahan
yang sudah disediakan.
Pemanfaatan kaliandra sebagai hijauan pakan ruminansia telah
memperlihatkan pengaruh yang menguntungkan tidak hanya performans
produksi tetapi performans reproduksi ternak juga meningkat. Baik ternak
ruminansia kecil maupun yang besar tidak memperlihatkan suatu masalah
bila disuplementasi dengan kaliandra segar atau dalam bentuk silase
tetapi tidak boleh dalam bentuk kering. Kaliandra dapat diberikan
sendiri atau dalam campuran dengan legum lain yang tidak mengandung
tanin untuk mensuplementasi ternak yang diberi rumput. Tambahan sumber
energi sangat bermanfaat untuk meningkatkan performans produksi ternak.
Permasalahan kaliandra sebagai pakan ternak adalah kadar tannin yang
tinggi sehingga mempunyai tingkat kecernaan yang rendah (30-60%).
Sistim “cofeeding” adalah cara pemberian pakan campuran antara legum
yang mengandung kadar tannin tinggi seperti kaliandra dengan legum yang
tidak mengandung tanin seperti gamal (gliricidia sepium) atau turi
(sesbania grandifora). Tujuannya untuk mencegah sebagian dari protein
terlarut dalam gamal agar tidak dipecah di dalam rumen yaitu dengan
mengikatkannya pada tanin kaliandra. Kemudian diharapkan ikatan
tanin-protein dapat pecah dalam pH abomasum yang rendah sehingga protein
daun dapat langsung dimanfaatkan oleh ternak itu sendiri.
Namun demikian tidak perlu dikhawatirkan mengingat Kambing dilaporkan
mempunyai kemampuan mencerna tannin karena memiliki enzim tannase pada
mukosa ruminal (Begovic et al., 1978).
Rumput odot yang merupakan sumber pakan hijauan bernutrisi tinggi dan sangat baik untuk dikonsumsi secara rutin oleh ternak kambing dan domba.
Selama ini di kalangan para peternak ruminansia, terbiasa melihat dan memanfaatkan Rumput Gajah atau King Grass (Rumput Raja), atau ada juga yang menyebut dengan istilah kolonjono, namun belum banyak yang membudidayakan rumput odot.
Ciri-ciri rumput odot :
- Rumput Odot memiliki ciri yang berbeda dengan varietas Rumput Gajah yang lain. Tinggi maksimal hanya 1 meter saja dan batangnya tetap pendek meskipun sampai waktunya berbunga.
- Jarak antar ruas hanya 2-4 cm. Oleh karena ruas batangnya sangat pendek, daun nya lebih banyak di banding Rumput Gajah.
- Daun berbulu halu, batang gemuk
- Rumput Odot memiliki produksi yang tinggi dan sangat mudah berkembang, Di musim hujan biasanya batangnya lebih lunak sehingga sangat disukai kambing atau domba
- Kualitas nutrisinya juga lebih tinggi dibanding rumput Gajah. Protein kasar (terutama daunnya) mencapai 12-14% bahka nada yang mencapai 17%. Kecernaannya juga tinggi 65-70%. Jika dirawat dan dipupuk secara intensif, pertumbuhannya sangat cepat dengan interval pemotongan antara 30-40 hari (pada musim hujan).
- Rumput ini bisa dijadikan sebagai bahan silage
- Jumlah anakannya sangat banyak; dalam 2 kali masa panen bisa mencapai 20 anakan setiap rumpunnya, ini hanya berawal dari 1 batang rumput odot yang ditanam
- Cukup menanam 1x diawal untuk bisa memanen rumput odot secara terus menerus
- Rumput odot tidak cocok ditanam dilahan yang terlalu basah atau tergenang air
- Odot tidak berkembang secara maksimal di lahan yang terlalu rindang, dia butuh sinar matahari dalam jumlah yang banyak
No comments:
Post a Comment