Thursday, June 7, 2018

Cara Ternak dan Memelihara Kambing yang Mudah dan Menguntungkan

      Dengan penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya, permintaan daging di Indonesia sangat banyak. Namun permintaan yang banyak tersebut tidak diimbangi dengan produksi yang memadai. Sehingga negeri kita ini masih mengandalkan impor daging. Memang peternakan di Indonesia ini semakin bertambah banyak, namun masih dalam skala kecil. Jika ditotal, produksi daging dalam negeri hanya mencapai sekitar 400.000 ton/tahun. 
    Sehingga masih terbuka peluang bagi siapapun yang ingin berbisnis daging, khususnya daging kambing.

Mengenal Jenis Kambing Potong

      Banyak sekali jenis kambing yang tersebar di seluruh dunia ini. Di Indonesia sendiri mencapai puluhan jenis kambing yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Namun yang paling umum dikembangkan yaitu ternak kambing kacang dan ternak kambing peranakan etawa.

1. Kambing Kacang

     Kambing kacang merupakan ras unggulan yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Ciri dari kambing kacang yaitu badan yang relatif pendek dan kecil. Memiliki telinga yang tegak namun pendek, bertanduk yang jantan maupun betina, lehernya pendek dan bagian punggung meninggi. Warna bulu kambing kacang bervariasi, warna tunggal hitam, merah, coklat atau ada pula yang belang hitam dan putih. ini lebih lengkapnya tentang kambing kacang.



Ciri-Ciri Kambing Kacang adalah : 

  • Warna bulu putih, hitam, cokelat dan bulunya pendek
  • Memiliki tanduk yang melengkung ke atas sampai ke belakang
  • Telinga pendek dan menggantung.
  • Janggut selalu terdapat pada jantan, sementara pada betina jarang ditemukan.
  • Leher pendek dan punggung melengkung.
  • Tinggi tubuh (gumba) jantan 60-65 cm dan betina 56 cm.
  • Bobot kambing jantan dewasa rata-rata 25 kg dan betina dewasa 20 kg.
2. Kambing Peranakan Etawa/PE

      Pada dasarnya kambing peranakan etawa yaitu penghasil susu. Namun dapat pula digunakan sebagai penghasil daging, terlebih kambing yang sudah melewati masa subur. Ciri-ciri kambing peranakan etawa yaitu telinga menggantung dan agak kaku, panjangnya 15-30 cm. Warna bulu bervariasi antara coklat dan hitam, bulunya tebal dan agak panjang di pundak dan di bawah leher untuk yang jantan. Untuk kambing betina bulu bagian bawah ekornya yang agak panjang. ini lebih lengkapnya tentang kambing etawa / pe.



Ciri-ciri Kambing Peranakan Etawa (PE) Adalah :
  • Warna bulu beragam mulai dari merah coklat, belang putih, bercak hitam atau kombinasi dari ketiga warna. 
  • Bagian belakang terdapat bulu yang lebat dan panjang.
  • Kepala terliaht tegak 
  • Memiliki tanduk yang melengkung ke belakang
  • Telingan melebar dan menggantung
  • Tinggi gumba jantan sekitar 90-100 cm, sedangkan betina 70-90 cm
  • Panjang badan sekitar 85-105 cm untuk jantan dan 65-85 untuk betina
  • Bobot dewasa jantan mencapai 90 Kg, sedangkan betina dewasa mencapai 70 Kg.
3. Kambing Etawa Senduro 

       Kambing etawa Senduro merupakan kambing yang berasal dari sebuah Desa yang kita kenal dengan nama desa Senduro. Sebuah desa yang berlokasi di dekat gunung simeru, kabupateng lumajang, Jawa Timur. Pada waktu, tahun 1940an,  Kambing Jamnapari ras dari etwah, Uttar Prades dibawa oleh Presiden Pertama RI, kemudian sekitar tahun 1947, kambing ini dikawin silangkan dengan kambing lokal lumajang (kambing menggolo), kambing menggolo mempunyai ukuran yang lebih bear dari kambing kacang, maka hasil persilangan ini kita sebut dengan kambing etawa Senduro.
Ciri ciri kambing etawa senduro

  • Mempunyai corak warna yang utama adalah warna putih.
  • Jarang mempunyai tanduk, oleh karena itu disebut etawa gundul senduro.
  • Mempunyai kuping, panjang, lemas, terpilin sampai 50 cm.
  • Mempunyai postur panjang, tinggi dan lebih tebal, tingi untuk jantan dapat mencapai 120 cm untuk jantan.
     Kambing etawa senduro atau yang biasa kita ketahui dengan nama etsen adalah salah satu jenis kambing etawa di Nusantara, selain kambing kambing jenis kaligesing Kambing etawa senduro sangat terkenal di pasar hewan kambing di Pulau Jawa dan Malaysia.

Berikut ini merupakan keunggulan dari Kambing Etawa Senduro.


  1. Kambing Etawa Jenis Senduro memiliki ketebalan tubuh, ini dapat kita liat dari arah depan dan dada kambing. Jadi tidak hanya dengan bulunya aja yang tebal.
  2. Kambing ini mempunyai ukuran postur tubuh yang bagus, tinggi dan panjang,
  3. Kambing etawa ras senduro mempunyai bentuk ambing seperti layaknya ambing sapi. Tetapi kambing ini memiliki ciri khusus  ambing yaitu kantong kapur. Kantong kanpur membuat ketahanan yang kuat dan menghasilkan susu yang maksimal saat diperah. Berbeda dengan kambing yang mempunyai ambing botol. Kantong Kanpur juga dimiliki oleh kambing seanen, ini alasan beberapa peternak yang memelihar kambing seanen yang memilki kantong konpur yang besar.
  4. Kambing jenis senduro ini mempunyai harga yang normal untuk kita ternakkan seusuai dengan besarnya kambing tersebut. Berbeda dengan kambing jenis lain, misalnya kambing ras kaligesing, harganya bisa selangit, yang banyak ditentukan oleh nila estetika atau seni kambing tersebut misalnya, bentuk kepala, bentuk telinga, panjang telinga, lebatnya bulu, warna kepaa, dll.
  5. Bisa menghasilkan bibit yang unggul. Bentuk dan ketebalan tubuh adalah keunggulan dari kambing etawa senduro.
  6. Cara memelihara hampir sama dengan ternak kambing lainnya.

Selain memiliki keunggulan diatas, memelihara dan menternakkan kambing ini juga memiliki keuntungan sebagai berikut:

  1. Kambing etawa senduro tidak dibagi dengan berbagai criteria semacam kelas A, B,C, D. Pemagian kelas ini tentunya sangat  membingungkan kita sebagai ternak yang awam.  Kadang kadang kambing kelas C bentuk tubuhnya lebih besar dari kelas B, namun harga kelas B lebih mahal dari  kelas C, kareni diliat dari faktor estetika dari kambing. Tentunya hal ini tidak masuk akal bagi peternak yang berfokus pada kambing pedaging dan menghasilkan susu.
  1. Biaya usaha diawal tidak mahal. Kita jika memiliki modal yang agak kecil, kita sudah mampu memiiki kambing etawa senduro dengan kualitas yang baik dan unggul untuk kita ternakkan sebagai kambing pedaging dan penghasil susu.

  1. Kita dapat dengan udah menjual kambing etawa, karena harga kambing ini lebih masuk akal. Kita menjualnya untuk kebutuhan konsumen, atau kambing kurban.
  2. Ketebalan daging dan postur kambing etawa senduro, mempunyai keuntungan tersendiri, Dan bentuk ambing yang ideal akan mengahasilkan susu kambing yang maksimal.
  3. Kambing betina etawa senduro ini mempunyai dua manfaat yaitu menghasilkan susu kambing dan sekaligus sebagai kambing pedaging.
  4. Dapat menghasilkan keturunan yang unggul jika dikawin silang dengan kambing lain, sehingga akan menghasilkan kambing yang unggil juga.
  5. Dapat mengurangi resiko, jika segai peternak, resiko dalam usaha pasti selalu ada, untuk kambing bisa terjadi kematian. Misalnya jika kambing etawa yang mahal dan mati, maka peternak akan mengalami kerugian yang sangat banyak. Tetapi jika kambing etawa yang mempunyai harga yang masuk akal, maka peternak tidak akan mengalami kerugian yang begitu besar jika kambing etawa senduro miliknya mati. 

    Daftar Harga Kambing Peranakan Etawa (PE) Terbaru 2018

    Jenis Kelamin
    Umur
    Tinggi 
    Harga
    Betina
    3-5 bulan
    60 cm
    Rp 1.000.000
    6-7 bulan
    65 cm
    Rp 1.500.000
    8-12 bulan
    70 cm
    Rp 2.000.000
    12-24 bulan
    75 cm
    Rp 2.500.000

    Daftar Harga Kambing Etawa Ras Senduro

    Jenis Kelamin
    Jenis
    Umur
    Tinggi 
    Harga
    Betina
    Cempe
    Kurang 7 bulan
    65 cm keatas
    Rp 1.500.000
    Dara
    8 bulan – 1 tahun
    70 cm keatas
    Rp 2.000.000
    Laktasi 1,2 & 3
    diatas 1 tahun
    75 cm keatas
    Rp 2.500.000
    Laktasi 1,2 & 3
    diatas 1 tahun
    80 cm keatas
    Rp 3.000.000
    Laktasi 1,2 & 3
    diatas 1 tahun
    85 cm keatas
    Rp 3.500.000
    Panjang=Tinggi + (2 atau 3 cm)

    Jenis Kelamin
    Jenis
    Umur
    Tinggi 
    Harga
    Jantan
    Cempe/Penggemukan
    4-5 Bulan
    60 cm keatas
    Rp1.600.000
    Calon Pejantan
    Belum poel
    65 cm keatas
    Rp2.000.000
    5 Bulan Siap kawin
    Belum poel
    70 cm keatas
    Rp2.500.000
    Siap kawin
    Poel
    80 cm keatas
    Rp3.000.000
    Siap kawin
    Poel
    90 cm keatas
    Rp4.000.000
    Siap kawin
    Poel
    95 cm keatas
    Rp5.000.000
    Panjang = tinggi + (2 tau 3 cm)
    Harga kambing diatas sewaktu-waktu dapat berubah tanpa notifikasi pemberitahuan, dan bisa saja terjadi selisih harga di setiap daerah disekitar Anda. 
     

CARA MEMULAI BETERNAK KAMBING

 

1.  Kandang ternak kambing

      Jika ingin beternak kambing tentu hal pertama yang harus di perhatikan juga adalah kualitas dari kandang yang akan di gunakan untuk tempat kambing. Ukurannya harus sesuai dengan jumlah kambing yang akan kita pelihara. 




Pastikan kandang yang kita buat juga sudah memenuhi standar kualitas, yaitu: 
      kandang harus memudahkan kita melakukan pengawasan terhadap kambing yang ada pada kandang, memudahkan kita dalam pemberian pakan dan aman serta kuat bagi si kambing.
    Kandang yang ingin di buat hendaknya berjarak 10 meter dari rumah agar menghindari bau yang tidak sedap yang dapat mengganggu aktifitas sehari – hari. Pada umumnya tipe kandang yang baik bagi ternak kambing adalah yang berbentuk panggung. Dimana di bagian bawah kandang ada kolong untuk menampung kotoran, menghindari kebecekan serta kontak langsung dengan tanah yang bisa jadi tercemar penyakit. Lantai kandang di tinggikan antara 1 – 2 meter, bak untuk pakan dapat di tempelkan pada dinding kandang dengan ketinggiannya sebahu kambing.
     Dasar kolong kandang bagian pinggir di gali sedalam ±20 cm dan 30-50 cm pada bagian tengah serta di buatkan saluran yang menuju bak penampung kotoran yang selanjutnya dapat di proses untuk menjadi pupuk kandang.
     Ukuran kandang: jika ingin memelihara kambing terpisah, bisa dengan ukuran 1,5 x 1,5 meter untuk 1 ekor kambing dewasa, jika kambing masih kecil tapi sudah di sapih bisa muat 2 ekor kambing. Sedangkan bagi kambing yang baru di lahirkan, kandang ini cukup utuk 2 ekor kambing kecil beserta induknya.
     Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan kandang agar kambing tidak mudah terserang penyakit. Jika kandang sudah pernah digunakan oleh kambing yang terserang penyakit, lebih baik kandang di desinfektan terlebih dulu. Tapi kalo kambingnya sehat cukup di cuci menggunakan air bersih saja. Kandang dan lingkungan disekitarnya juga tidak boleh lembab dan juga bebas dari genangan air, agar tidak di jadikan sarang nyamuk atau hewan sejenis lain yang dapat menggigit dan menghisap darah si kambing.

2.   Pemilihan Bibit yang bagus

     Ada 2 jenis kambing potong yang sering di ternakkan dan paling populer, yaitu: kambing Kacang atau sering di kenal juga sebagai kambing Jawa dan kambing Etawa. Kambing Kacang / kambing Jawa cirinya adalah badannya kecil dan relatif pendek, telinganya juga pendek dan tegak, baik jantan maupun betinanya memiliki sepasang tanduk, lehernya yang pendek dan punggung meninggi, warna bulu bervariasi, ada yang tunggal hitam, coklat, merah atau belang hitam putih dan rasa kambing ini juga enak, banyak yang menyukainya. Jenis kambing ini lebih mudah perawatannya karena lebih tahan terhadap penyakit dan memiliki presentase perkembangbiakan yang bagus.
    Sedangkan kambing Etawa ukuran tubuhnya lebih tinggi dan lebih besar serta telinganya memanjang ke bawah sepanjang 15 – 30 cm. Bagian hidung ke atas melengkung dan warna bulunya bervariasi antara coklat, putih dan hitam adalah yang paling sering dijumpai. Bagi kambing jantan memiliki bulu tebal dan agak panjang di daerah pundak dan di bawah leher, sedangkan kambing betinanya di bagian bawah ekor. Kambing ini bisa menghasilkan susu yang banyak, sehingga sering di gunakan juga sebagai penghasil susu. Tapi, kambing ini juga sangat cocok untuk di jadikan sebagai kambing penghasil daging.
     Setelah mengenal jenis kambing yang akan di pelihara barulah memilih bibit yang berkualitas dan di butuhkan ketelitian, tentunya kita tidak ingin salah memilih kambing yang terkena penyakit dan bahkan bisa menular. Usia kambing yang di jadikan bibit harus sudah mencapai 4 bulan, karena pada saat itu kambing sudah berkonsentrasi pada pembentukan daging dan lebih mudah untuk di gemukkan.
      Pilihlah yang bulunya mengkilap, matanya bening, tidak cacat, kakinya lurus kokoh dan tumitnya terlihat tinggi. Mulut dan hidung bersih tidak berlendir, sebagai tanda kambing tidak penyakitan, anusnya pun bersih. Garis pinggang dan garis punggung tulang belakang lurus, tidak melengkukng ke bawah. Usia ideal penggemukkan adalah sekitar 8 – 12 bulan. Ukuran badannya juga normal tidak kurus maupun terlalu gemuk / kelebihan. Sebaiknya juga pilih yang bentuk ekornya melebar bukan yang berbentuk seperti cambuk. Menurut para peternak, kambing yang memiliki ekor berbentuk cambuk pembentukan dagingya tidak terlalu maksimal / terlalu lamban. Sedangkan kambing yang memiliki bentuk ekor melebar lebih maksimal dalam pembentukan daging, yaitu sekitar 3 bulan.

3.   Pemilihan Pakan yang Mencukupi Kebutuhan Gizi

       Pakan adalah hal yang terpenting untuk menunjang proses penggemukan kambing, yaitu suatu aktivitas pemeliharaan kambing yang sebelumnya dalam kondisi kurus selanjutnya di tingkatkan berat badannya melalui proses pembesaran daging yang memakan waktu sekitar 3 – 5 bulan lamanya.
      Makanan kambing biasanya berupa hijau – hijauan segar, seperti: rumput, daun lamtoro, daun turi, daun singkong yang berprotein cukup tinggi, daun nangka dan daun pepaya. Tapi sebelum memberikan daun – daunan hijau pada kambing sebaiknya di lakukan penjemuran atau di layukan terlebih dahulu, sekitar 2 – 3 jam di bawah terik matahari yang bertujuan untuk menetralkan kemungkinan racun berbahaya yang ada di dalam daun – daunan hiaju tersebut.
        Hijauan yang memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik dan produktivitasnya tinggi, sebagai pakan hijauan yang diberikan baik untuk jenis kambing unggul maupun kambing perah. Berikut adalah hijauan yang kami budidayakan :  

1. Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) : Daun singkong yang dimanfaatkan bisa berasal dari berbagai varietas singkong budidaya ataupun dari singkong karet, keduanya sangat mudah untuk dibudidayakan, hanya dengan menanam batangnya saja pada saat musim hujan mayoritas dapat tumbuh dengan baik.
 
Hasil penelitian Ravindran (1991) menunjukkan bahwa daun singkong mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu berkisar antara 16.7−39.9% bahan kering dan hampir 85% dari fraksi protein kasar merupakan protein murni, sedangkan bagian kulit dan onggok memiliki kandungan pati yang cukup tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber energi. Liem et al. (1997) melaporkan dari 2.5−3 ton/ha hasil samping tanaman singkong dapat menghasilkan tepung daun singkong sebanyak 600−800 kg/ha. Lebih lanjut dijelaskan pemakaian tepung daun singkong dalam formulasi ransum dapat dijadikan sebagai sumber protein dan konsentrat pada kambing dan sapi perah (Khang et al. 2000).
Wanapat dan Knampa (2006) melaporkan hay daun singkong dapat menggantikan pemakaian bungkil kedelai pada sapi perah di daerah tropik. Selain berfungsi sebagai sumber protein, daun singkong juga berperan sebagai anti cacing (anthelmintic) dan kandungan taninnya berpotensi meningkatkan daya tahan saluran pencernaan ternak terhadap mikroorganisme parasit. Ensilase merupakan salah satu cara pengawetan daun singkong sebagai pakan ternak (Hang 1998) dan efektif menurunkan kandungan sianida (HCN) pada ubi kayu setelah 3 bulan ensilase yaitu dari 289 mg/kg menjadi 20.1 mg/kg (Kavana et al. 2005).
Banyak peternak yang ragu dalam menggunakan daun singkong sebagai pakan kambing mengingat adanya kandungan sianida yang identik dengan racun. Selama ini tidak pernah ada kasus kerancunan di kandang EFI, caranya simple daun singkong sebelum diberikan terlebih dahulu dijemur/dilayukan atau didiamkan satu malam kemudian keesokan harinya diberikan.
2. Gamal (Gliricidia Sepium) : Banyak penamaan berbeda di banyak daerah untuk gliricidia ini sbb: Gamal (Indonesia), Lirikside, liriksidia, Wit Sepiung (Jateng), Johar Gembiro Loka (DIY). Jawa Timur: Kelorwono, Joharlimo, Johar Bogor. Sunda: Cebreng, Cepbyer (Jabar), Kalikiria (Ciamis), Angrum (Garut).
Gliricidia kaya akan protein (23% CP) dan kalsium (1,2%). Kandungan seratnya tinggi (45% NDF) yang membuatnya sangat bagus sebagai sumber hijauan untuk ternak ruminansia. Permasalahan pada ternak hanya sebatas palatabilitasnya (kesukaan) saja, mengingat gamal ini memiliki bau menyengat, untuk mengatasinya sebelum diberikan sebaiknya dijemur atau dilayukan dan untuk membiasakan berikan pada saat ternak dalam kondisi lapar.
 
Budidaya gliricidia bisa dilakukan dengan penanam biji polong yang sudah tua ataupun dengan penanaman stek dari batangnya. Pemotongan pertama pohon gamal dianjurkan setelah tanaman berumur 1 tahun. Selang waktu atau interval pemotongan selanjutnya setiap 3 bulan sekali. Rata-rata produksi hijauan segar berkisar 2-5 kg per potong per pohon.
Sistem pemangkasan dua kali selama musim hujan dan dua kali selama musim kering dapat mengurangi peranggasan daun gamal sehingga gamal akan tetap menghijau sepanjang tahun (Nitis et al., 1991).

3. Turi (Sesbania Grandiflora)
Salah satu kendala penggunaan daun turi sebagai pakan ternak adalah rendahnya produksi biomass dan tidak tahan terhadap pemangkasan. produksi daun turi pada musim kemarau (1,7 kg/pohon/3-4 bulan) dan musim hujan (4,1 kg/pohon/2-3 bulan). Akan tetapi, turi relatif tahan terhadap kekeringan sehingga sangat bermanfaat sebagai sumber pakan kambing pada musim kemarau. Pada musim kemarau, dimana rumput sangat sulit didapatkan, turi masih tumbuh subur dan berproduksi dengan baik. Pemetikan daun turi tidak dilakukan secara total, namun dipetik sebagian besar daunnya dan menyisakan daun pada pucuknya agar pohon turi tidak mati.Turi seperti halnya gliricidia dapat dibudidayakan melalui biji dan ada juga jenis turi yang dapat dibudidayakan dari stek batangnya.
 
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaannya, daun turi sebaiknya diberikan pada saat kebutuhan zat-zat makanan meningkat secara drastis, terutama pada akhir kebuntingan, awal laktasi dan cempe pada mas pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar angka kematian anak dapat dicegah dan pertumbuhan anak lebih cepat.

4. Kaliandra (calliandra calothrysus)
Kaliandra digunakan secara luas untuk pakan ternak karena : daun, bunga, tangkai mempunyai kandungan protein cukup tinggi 20-25%, serta cepat tumbuh dan kemampuan bertunas tinggi setelah pemangkasan. Kaliandra dapat dibudidayakan melalui biji atau mengambil anakannya yang sudah berkar dari alam bebas kemudian ditanam di lahan yang sudah disediakan.
Pemanfaatan kaliandra sebagai hijauan pakan ruminansia telah memperlihatkan pengaruh yang menguntungkan tidak hanya performans produksi tetapi performans reproduksi ternak juga meningkat. Baik ternak ruminansia kecil maupun yang besar tidak memperlihatkan suatu masalah bila disuplementasi dengan kaliandra segar atau dalam bentuk silase tetapi tidak boleh dalam bentuk kering. Kaliandra dapat diberikan sendiri atau dalam campuran dengan legum lain yang tidak mengandung tanin untuk mensuplementasi ternak yang diberi rumput. Tambahan sumber energi sangat bermanfaat untuk meningkatkan performans produksi ternak.
Permasalahan kaliandra sebagai pakan ternak adalah kadar tannin yang tinggi sehingga mempunyai tingkat kecernaan yang rendah (30-60%).
Sistim “cofeeding” adalah cara pemberian pakan campuran antara legum yang mengandung kadar tannin tinggi seperti kaliandra dengan legum yang tidak mengandung tanin seperti gamal (gliricidia sepium) atau turi (sesbania grandifora). Tujuannya untuk mencegah sebagian dari protein terlarut dalam gamal agar tidak dipecah di dalam rumen yaitu dengan mengikatkannya pada tanin kaliandra. Kemudian diharapkan ikatan tanin-protein dapat pecah dalam pH abomasum yang rendah sehingga protein daun dapat langsung dimanfaatkan oleh ternak itu sendiri.
Namun demikian tidak perlu dikhawatirkan mengingat Kambing dilaporkan mempunyai kemampuan mencerna tannin karena memiliki enzim tannase pada mukosa ruminal (Begovic et al., 1978).

5. ODOT (Pennisetum purpureum)
Rumput odot yang merupakan sumber pakan hijauan bernutrisi tinggi dan sangat baik untuk dikonsumsi secara rutin oleh ternak kambing dan domba.

Selama ini di kalangan para peternak ruminansia, terbiasa melihat dan memanfaatkan Rumput Gajah atau King Grass (Rumput Raja), atau ada juga yang menyebut dengan istilah kolonjono, namun belum banyak yang membudidayakan rumput odot.

Ciri-ciri rumput odot : 
  • Rumput Odot memiliki ciri yang berbeda dengan varietas Rumput Gajah yang lain. Tinggi maksimal hanya 1 meter saja dan batangnya tetap pendek meskipun sampai waktunya berbunga. 
  • Jarak antar ruas hanya 2-4 cm. Oleh karena ruas batangnya sangat pendek, daun nya lebih banyak di banding Rumput Gajah.
  •  Daun berbulu halu, batang gemuk
Keunggulannya
  • Rumput Odot memiliki produksi  yang tinggi dan sangat mudah berkembang, Di musim hujan biasanya batangnya lebih lunak sehingga sangat disukai kambing atau domba
  • Kualitas nutrisinya juga lebih tinggi dibanding rumput Gajah. Protein kasar (terutama daunnya) mencapai 12-14% bahka nada yang mencapai 17%. Kecernaannya juga tinggi 65-70%. Jika dirawat dan dipupuk secara intensif, pertumbuhannya sangat cepat dengan interval pemotongan antara 30-40 hari (pada musim hujan). 
  •  Rumput ini bisa dijadikan sebagai bahan silage
  • Jumlah anakannya sangat banyak; dalam 2 kali masa panen bisa mencapai 20 anakan setiap rumpunnya, ini hanya berawal dari 1 batang rumput odot yang ditanam
  • Cukup menanam 1x diawal untuk bisa memanen rumput odot secara terus menerus
Kekurangannya
  • Rumput odot tidak cocok ditanam dilahan yang terlalu basah atau tergenang air
  • Odot tidak berkembang secara maksimal di lahan yang terlalu rindang, dia butuh sinar matahari dalam jumlah yang banyak